ANDAI AKU SEEKOR ANJING (Puisi Narasi)




-- I--
Andai aku seekor anjing.  Hewan yang disayang dan selalu dibelai manja dalam pelukan seorang wanita berparas asrih. Mencumbui tiap jengkal majikanku yang belia dan pecinta kelembutan. Ia tidak marah, bahkan ia menggeliat keenakan. Sangat berbeda jika aku merupakan seorang lelaki sangar berkumis yang tentu saja sudah membuatnya lari terbirit-birit bahkan sebelum aku bisa mencium aroma tubuhnya yang masih jauh dari asap rokok, wangi make-up yang menyengat ataupun parfum murahan yang dibeli dengan mengandalkan diskon di mini market. Pokoknya andai aku anjing,sosok gadis remaja ranum bukanlah hanya sekedar fantasi.

-- II --
Aku akan jadi kekasih baginya. Siap menggonggong jika pria hidung belang berusaha mengganggunya ketika kami berjalan di taman, lalu ia akan mengusap kepalaku bahkan mencium bibirku. Ia tidak akan tahu apakah nafsu setanku sudah mulai membara, yang diketahuinya hanyalah kesetiaan yang diberikan seekoe anjing  tanpa pamrih sepeserpun. 

-- III --
Cukup menyalak dan menggoyangkan ekor lucuku, ia akan segera mendekapku lalu mengajaku menghabiskan pagi di ranjangnya yang minimalis. Aku menatap wajah majikan mudaku yang lelap dengan peluh yang mengalir dari jidat hingga ke leher, kemudian jika ia mulai gerah, aku akan menjilati butiran-butiran keringat sampai angin malam membantuku mengeringkannya. Aku tidak harus bersusah payah memilih pendampinng. Cukup berlagak manis di tokoh hewan peliharan, ratusan bibit muda akan saling bunuh untuk mendapatkanku. Begitulah aku, anjing yang memiliki kelainan sexual dibandingkan anjing-anjing yang lain, dimana seharusnya aku berimajinasi pada anjing perempuan, bukan malah perempuan betina.

Komentar